tapaktuan

tapaktuan
acehselatan

Minggu, 11 Desember 2011

Rindu

Kawan…janganlah katakan
Bahwa aku melarikan diri dari perjuangan
Sesungguhnya aku baru memulainya
Di kejauhan aku merasa tersiksa
Suka-duka yang aku lewati sendirian
Tak akan bisa tergantikan
Dan tak seindah selain bersama kalian
Aku rindu tuk menyelimuti para kader Kohati
Dikala malam saat mereka terlelap
Rindu kemarahan dan air mata para kader ikhwan
Karena aku selalu dituduh mencipta masalah.
Kepergianku untuk menjauh dari kalian
Bukan karena aku membawa masalah
Sungguh…apa yang ku lakukan demi kebahagiaan keluarga
Meskipun mempengaruhi sebuah eksistensi.
Kawan…
Ber-HMI harus ikhlas dan sabar
Dan dengan niatan tulus dan suci tanpa tendensi
Seandainya..kalian menghadapi suatu masalah
Anggaplah itu adalah bunga romantisme
Ritmes dari suatu perjuangan
Janganlah tak ada sapa
Janganlah tak ada senyum
Janganlah ada kata melarikan diri dari sekret
Dan…
Janganlah ada kata pengunduran diri
Meskipun telah terjadi konfrensi luar biasa.

Tuan susah dan Tuan senang

Bukankah susah dan senang itu bagaikan tamu yang mampir ke rumah kita. Mereka pasti datang. Tinggal bagaimana sikap kita menjadi tuan rumah yang baik.
“Tuan, mengapa Tuan tak pernah bersedih?”
“Tak pernah bersedih? Siapa bilang? Tentu saja aku pernah bersedih.”
“Tapi aku tak pernah melihatnya.”
“Karena aku jarang bersedih. Kalau pun aku bersedih, aku jarang menunjukkannya.”
“Bagaimana caranya, Tuan?”
“Jadilah tuan rumah yang baik.”
“Aku tak mengerti.”
“Begini. Susah dan senang itu bagaikan tamu yang mampir ke rumah kita. Hanya mampir. Tak lama. Tapi mereka pasti datang. Jadi, tergantung bagaimana sikap kita menjadi Tuan rumah yang baik.”
“Maksudnya?”
“Ketika kita kedatangan susah, kerap kali kita sebal. Merasa tak senang. Malah tak jarang kita mengumpat. Mengutuki kesusahan yang sedang datang berkunjung. Padahal ia selalu datang dengan alasan. Tak mungkin tanpa tujuan. Entah itu sekadar bersilaturahim atau hendak mengingatkan kita.”“Lalu?”
“Lalu ketika kita kedatangan senang, kita kerap lupa diri. Terlalu gembira karena kesenangan sedang mengunjungi kita. Seolah-oleh kita ini orang paling bahagia sedunia. Padahal kedatangan mereka tak lama. Namanya juga mampir. Pasti tak lama. Mereka tidak lantas bakal tinggal di rumah kita toh?”
“Lantas bagaimana caranya menjadi tuan rumah yang baik itu?”
“Jamu mereka dengan baik. Suguhkan senyuman dan hati tenang. Ketika Tuan Susah datang, sambut. Persilahkan masuk dan duduk. Tawarkan minuman. Mungkin ia lelah. Ajak berbincang. Begitu pun jika Tuan Senang yang datang.

Sederhana itu Indah

Sudah menjadi aksioma,apabila budaya kebendaan telah memasuki peradaban.seringkali diiringi pula dengan semakin menipisnya nilai-nilai moral.Kehidupan manusia dipilah-pilah berdasarkan kriteria kekayaan dan jabatan kekuasaan,sehingga kita mengenal ada istilah kelas ekonomi,kelas bisnis,dan VIP alias manusia sangat penting.
Kita seakan dipojokkan pada situasi tanpa pilihan,menjadi piranti kehidupan yang harus menerima,seraya menampakkan sosok manusia berdimensi satu,manusia bendawi,tahta,harta,dan wanita menjadi aksesories kemewahan,sebuah mata rantai yang tidak terpisahkan untuk merengguk kenikmatan bendawinya tersebut.
Bagi mereka hidup adalah pesta,sanjungan,dan hura-hura.Persaingan sehat menjadi utopia dan khayalan.Moral dan etika semakin temaram dan kemudian lindap.
Mereka terlena dari dzikir,mabok kepayang dibius keserakahan hawa nafsu.Mempertontonkan kewmewahan di tengah-tengah jeritan kemiskinan.Menunjukkan arogansi kekuasaan di hadapam orang-orang yang telah terampas hak asasinya.
Hidup bukanlah untuk menumpuk harta sehingga tidak produktif,tetapi menjadikan s harta yang kita miliki mengali dan beredar menjadi aset masyarakat,dan membersihkan melalui Baitul mall yang amanah.Sabda Rasulullah,''Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda yang dimiliki,tetapi kekayaan jiwa''.
Ucapan baginda Rasul tersebut merupakan salah satu mutiara akhlakul kharimah yang di sebut dengan qana'ah yaitu sikap menerima apa yang ada,sambil terus ikhtiar,sabar dan tawakkal  serta waspada agar tidak terperangkap oleh segala godaan yang menyesatkan serta tipu daya setan yang selalu menyususp di hati manusia.Qana'ah seperti inilah yang kita sebut sebagai hayatun jamilah wa toyibah(hidup yang indah dan sejahtera).
Kita harus menjadi orang-orang kaya tetapi qana'ah.Kita harus tampil sebagai bangsa yang besar dimana sebagian besar  para pemimpinnya adalah sosok  manusia yang tampil  sebagai uswatun khasanah dan bersikap hidup sederhana.Karena disitu pulalah yang akan dapat dirasakan bahwa hidup sederhana itu indah.
Menjalani bersama dengan oarang miskin walaupun kita kaya,mendengarkan jeritan kaum dhuafa dan hidup sederhana walaupun kkita mampu,adalah ciri pemimpin yang qana'ah.Itu semua karena kita sadar bahwa Sederhana itu memang Indah.
Semoga kita semua bisa termotivasi dan menjadikan renungan yang indah penuh hikmah amin.

Sabtu, 10 Desember 2011

Yang Pertama

Yang Pertama
Apa itu cinta?
Cinta itu adalah rute trem bawah tanah London
Mereka bilang cinta itu indah…?
Cinta yang indah hanyalah kecintaan kita kepada keharmonisan
Tetapi bukankah cinta juga menyakitkan?
Cinta menyakitkan bagi mereka yang tidak bisa menjaga keseimbangan
Apa kau percaya pada kesempurnaan dan kemurnian cinta?
Even in the greatest masterpiece we can still find its defect,
Apa kau pernah jatuh cinta?
Itu retoris
Apa hal yang paling membahagiakan dari cinta?
Saat kau mengetahui bahwa cintamu berada dalam keharmonisan
Apa hal yang paling menyedihkan dari cinta?
Hmm…ketika kau mengetahui bahwa orang yang kau cintai berada di tepian sementara kau tidak bisa apa2 untuk membawanya kembali ke keseimbangan…
Lantas siapa kau sebenarnya?
Aku hanyalah seorang pujangga muda yang baru saja mulai mencari makna sederhana dari rumitnya cinta.